Damal sambutannya, Graita mengatakan Jembatan integral merupakan jembatan yang dibuat tanpa adanya pergerakan antar batang (spans). “Antara bentang dengan Kepala jembatan. Permukaan jalan dibuat menerus dari timbunan jalan pendekat (atau oprit) yang satu dengan timbunan jalan pendekat lainnya,” kata Graita.
Prototipe Jembatan integral pembangunannya dimulai pada April dan selesai Oktober lalu, menurut Griata, dimaksudkan untuk menghindari permasalahan pemeliharaan jembatan yang dikarenakan adanya penetrasi air atau kotoran melalui pergerakan siar muai. “Jembatan Integral juga memiliki keunggulan yang diantaranya adalah konstruksi yang cepat, dikarenakan jembatan integral memiliki sambungan yang sedikit. Selain itu jembatan ini menyediakan redudansi tambahan dan kapasitas untuk beban gempa, beban didistribusikan melalui struktur yang kontinu dan diafragma ujung yang penuh,” tambahnya.
Keunggulannya lainnya dari Prototipe Jembatan Integral ini, lanjutnya dilengkapi dengan Sistem Monitoring Respon Dinamik Jembatan. Sistem monitoring ini menggunakan teknologi komunikasi data nirkabel dari sensor ke pusat penyimpanan data untuk kebutuhan riwayat data monitoring respon dinamik jembatan. “Sistem ini dapat digunakan pada jembatan sederhana maupun jembatan bentang panjang,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sumedang, H Taufiq Gunawansyah SIP MSI, yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan dengan dibangunnya Prototipe Jembatan Integral diharapkan jembatan ini mampu menjadi infrastuktur penghubung kegiatan ekonomi masyarakat Sumedang. “Mengingat jalan yang dipilih merupakan jalan Provinsi yang menghubungkan Sumedang dengan Subang. Sumedang bangga memiliki sebuah jembatan dengan teknologi yang pertama kali diterapkan pada jembatan di Indonesia, apalagi jembatan ini telah dilengkapi dengan teknologi monitoring jembatan berbasis nirkabel,” kata Taufiq.(balitbang.pu.go.id)
Sumber : Sumedangonline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar